Selasa, 13 April 2010

Apa Itu Kenyataan??

Kenyataan atau realitas itu adalah “here and now”, artinya kenyataan itu adalah apa yang sedang kita alami disini dan saat ini. Banyak orang yang berkata seperti ini “kenapa kenyataan hidupku selalu buruk”, padahal pada saat dia berkata seperti itu, belum tentu dia sedang menghadapi kenyataan yang buruk juga seperti saat sebelumnya. Kenyataan kadang kala selalu di kaitkan dengan suatu masalah yang buruk, sebenarnya tidak seperti itu. Kenyataan juga sering terdapat kenyataan yang membahagiakan bagi yang mengalaminya. Banyak orang yang tidak bisa menerima kenyataan dalam hidupnya dan mungkin secara tidak sadar saya juga pernah mengalaminya. Mereka yang tidak bisa menerima kenyataan buruk dalam hidupnya sering menyalahkan Tuhan atau bertanya-tanya mengapa semua ini yang harus tejadi, pertanyaan itulah yang sering kita lontarkan saat kenyataan yang kita hadapi tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan atau bahkan kita tdak pernah menduganya sama sekali.

Bagi saya semua kenyataan yang sedang saya hadapi adalah kuasa dan hadiah dari Tuhan. Apapun yang saya dapatkan baik itu suatu kenyataan yang baik atau buruk, saya coba menjalaninya dengan apa adanya. Karena apapun yang saya lakukan, kemanapun saya melangkah itu adalah kenyataan yang memang Tuhan berikan pada saya.

Secara rasional kita sebagai manusia harus menyadari bahwa apa yang kita hadapi dan kita jalani, yang ada di depan mata kita adalah kenyataan hidup kita. Orang yang tidak bisa menerima kenyataan dalam hidupnya berarti dia tidak menyadari keberadaan Tuhan akan hidupnya, dia tidak menyadari bahwa Tuhan menganugerahi itu semua untuknya. Dia cenderung “menutup mata” ketika dia mendapatkan kenyataan yang tidak sesuai dengan harapannya karena takut untuk menghadapinya. Dan cenderung “membuka mata” ketika kenyataan itu sesuai dengan harapannya karena dia tidak mau melewatkan semua itu begitu saja. Memang sangat sulit ketika kita dihadapkan pada realitas yang tidak menyenangkan bagi kita.

Bagi saya kenyataan atau realitas harus dihadapi dan dijalani sebagaimana mestinya. Jangan lari dari kenyataan hidupmu, karena kenyataan itu adalah mutlak adanya dan kita tidak akan pernah bisa lari dari kenyataan itu. Kenyataan sampai kapanpun akan selalu dihadirkan oleh Tuhan seumur hidup kita. Baik ataupun buruk kenyataan yang ada saat ini dan disini, hadapilah, jalanilah dan terimalah sepenuhnya dengan suka cita dan keikhlasan. Saya selalu yakin tidak selamanya manusia itu diberikan kenyataan yang selalu buruk dan tidak selamanya juga manusia diberikan kenyataan yang selalu menyenangkan. Tidak semua kenyataan atau realitas itu selalu sesuai dengan apa yang manusia harapakan, semua itu adalah kehendak Tuhan.

Buka mata, hati dan pikiran. Lalu sadari dan pahami setiap apapun yang sedang kita hadapi saat ini. Lalui dengan sebaik mungkin sesuai dengan kehendak Tuhan dan apa adanya.

Gangguan Disintegrasi Anak

Gangguan disintegrasi Anak (CDD), juga dikenal sebagai Sindrom psikosis Heller dan disintegrasi, adalah kondisi yang jarang terjadi ditandai dengan onset terlambat (> 3 tahun) dari perkembangan keterlambatan bahasa , fungsi sosial , dan keterampilan motorik . Para peneliti belum berhasil menemukan penyebab untuk gangguan . CDD memiliki beberapa kesamaan dengan autisme , dan kadang-kadang dianggap sebagai bentuk yang berfungsi rendah, tapi periode normal jelas pembangunan cukup sering dicatat sebelum regresi dalam keterampilan atau serangkaian regresi dalam keterampilan. Banyak anak-anak sudah agak tertunda ketika penyakit menjadi jelas, tetapi penundaan ini tidak selalu jelas pada anak-anak.

Gangguan disintegratif masa kanak-kanak, anak yang rupanya normal mulai bertindak lebih muda (mundur) sesudah usia 3.
Pada kebanyakan anak, perkembangan fisik dan jiwa terjadi dengan cepat. Sering terjadi pada anak untuk mengalami langkah mundur; misalnya, seorang anak yang terlatih ke WC sekali-sekali mengompol. Gangguan masa kecil disintegratif, tetapi, adalah kekacauan serius yang langka dimana seorang anak dengan usia lebih dari3 berhenti berkembang sevcara normal dan mengalami kemunduran pada banyak fungsi di bawahnya, biasanya mengikuti sakitnya gawat, seperti infeksi otak dan susunan syaraf.

CIRI-CIRI :

Ciri anak dengan gangguan disintegratif masa kanak-kanak berkembang secara normal sampai usia 3 atau 4 tahun, mempelajari ketrampilan wicara, buang air dengan benar, dan memperlihatkan prilaku sosial yangs sesuai. Lalu, setelah beberapa minggu atau bulan anak cepat-marah dan murung, anak menjalani kemunduran nyata. Dia mungkin kehilangan kemampuan berbahasa yang diperoleh dulunya, gerakan, atau ketrampilan sosial, dan dia mungkin tidak lagi mempunyai kontrol pada kandung kemih atau usus besarnya. Juga, anak mengalami kesukaran dengan interaksi sosial dan mulai melakukan kelakuan berulang mirip yang terjadi pada anak dengan penyakit autisme. Cukup sering anak lambat laun memburuk sampai derajat yang sangat terbelakang. Seorang dokter membuat diagnosa berdasarkan gejala dan pencarian untuk akar gangguan.

Gangguan disintegratif masa kanak-kanak tidak bisa diobati secara khusus atau disembuhkan, dan kebanyakan anak, khususnya dengan keterbelakangan yang parah, memerlukan perawatan seumur hidup.
Sumber : http://en.wikipedia.org/wiki/Childhood_disintegrative_disorder

SINDROM RETT

Deskripsi

Sindrom Rett terjadi akibat kelainan genetik yang mempengaruhi cara otak berkembang. Sindrom ini terjadi secara eksklusif pada anak perempuan. Sindrom Rett mengakibatkan gejala mirip dengan autisme. Banyak bayi dengan sindrom Rett berkembang secara normal pada awalnya, tetapi perkembangannya sering terhambat pada saat mencapai usia 18 bulan. Seiring waktu, anak-anak dengan sindrom Rett fungsi motorik untuk menggunakan tangan, berbicara, berjalan, mengunyah dan bahkan bernapas mereka tidak normal.

Gejala


Gejala Sindrom Rett bervariasi dari anak ke anak. Beberapa bayi menunjukkan tanda-tanda dari gangguan sejak lahir tanpa periode perkembangan normal. Penderita lain memiliki gejala lebih ringan dan dapat mempertahankan kemampuan untuk berbicara. Beberapa anak bahkan mengalami kejang-kejang.

Sindrom Rett umumnya dibagi menjadi empat tahap:
* Tahap I
Tanda dan gejala pada tahap awal biasanya diabaikan selama 6 bulan sampai 18 bulan. Sindrom Rett pada Bayi menunjukkan tanda bayi kurang kontak mata dan mulai kehilangan minat pada mainan. Bayi juga mengalami penundaan dalam duduk atau merangkak.

* Tahap II
Tahap II mulai antara usia 1 sampai 4 tahun, anak-anak dengan sindrom Rett secara bertahap kehilangan kemampuan untuk berbicara dan menggunakan tangan mereka secara sengaja. Gerkaan lain seperti gerakan tangan--meremas-remas, mencuci, bertepuk tangan atau mengetuk juga sulit dilakukan penderita. Beberapa anak dengan sindrom Rett menahan napas atau hiperventilasi dan berteriak atau menangis tanpa sebab.

* Tahap III
Tahap ketiga adalah puncak gejala yang biasanya dimulai antara usia 2 sampai 10 tahun dan dapat berlangsung selama bertahun-tahun. Walaupun masalah dengan mobilitas berlanjut, perilaku dapat diperbaiki. Anak-anak di tahap ini sering kurang menangis, tidak mudah marah, menunjukkan peningkatan kewaspadaan, rentang perhatian dan keterampilan komunikasi nonverbal. Banyak orang dengan sindrom Rett hidup dengan gejala di tahap III sampai sisa hidup mereka.


* Tahap IV

Tahap terakhir ditandai dengan berkurangnya mobilitas, kelemahan otot dan scoliosis (kelengkungan yang abnormal dari tulang belakang). Tanda lain yakni kurangnya pengertian, komunikasi dan keterampilan tangan. Pada kenyataannya, gerakan tangan yang berulang dapat berkurang. Meskipun kematian mendadak dalam tidur dapat terjadi, sebagian besar orang dengan sindrom Rett hidup sampai mereka berusia 40 sampai 50-an. Mereka biasanya membutuhkan perawatan dan bantuan sepanjang hidup.

Pengobatan

Pengobatan Sindrom Rett memerlukan pendekatan lintas disiplin, termasuk perawatan medis yang teratur; fisik, okupasi dan terapi wicara, dan akademis, sosial dan pelayanan kejuruan. Kebutuhan untuk tingkat perawatan dan dukungan tidak berakhir sebagai anak-anak menjadi lebih tua dan biasanya diperlukan sepanjang hidup.

Pengobatan yang dapat membantu anak-anak dan orang dewasa dengan Sindrom Rett meliputi:
* Obat-obatan
Meskipun obat tidak dapat menyembuhkan sindrom Rett, penderita terbantu untuk mengendaklikan gejala yang terkait dengan kelainan, seperti kejang-kejang dan kekakuan otot.

* Terapi Fisik dan Wicara
Terapi fisik dan penggunaan kawat gigi atau gips dapat membantu anak-anak yang menderita scoliosis. Dalam beberapa kasus, terapi fisik juga dapat membantu mempertahankan berjalan, keseimbangan dan fleksibilitas, sementara terapi okupasi dapat memperbaiki penggunaan tangan. Terapi wicara dapat membantu meningkatkan kehidupan anak dengan mengajarkan cara-cara berkomunikasi nonverbal.

* Dukungan Gizi
Gizi yang tepat sangat penting bagi pertumbuhan normal dan untuk meningkatkan fungsi mental dan sosial. Beberapa anak dengan Sindrom Rett dapat "membutuhkan" lemak tinggi dan makanan berkalori tinggi. Dukungan gizi juga diberikan melalui hidung (selang nasogastrik) atau langsung di perut.

Sumber : medlineplus dan mayoclinic.

SINDROM ASPERGER

Sekilas penderita sindrom asperger terlihat normal, tidak memiliki gangguan fisik dan punya tingkat kecerdasan yang normal. Masalah baru timbul ketika penderita harus berinteraksi dengan orang lain.

Penderita sindrom asperger terlihat aneh dan tidak memiliki perhatian dan empati ketika berkomunikasi dengan orang. Penderita tidak tahu arti bahasa tubuh seperti tersenyum, wajah sedih, gembira sehingga orang yang tidak tahu bahwa lawan bicaranya pengidap sindrom asperger akan mengecapnya aneh.
Kemampuan mengartikan bahasa yang dimiliki juga terbatas dan sering mengulang-ulang atau memberikan komentar yang tidak relevan kepada lawan bicaranya. Jadinya penderita sindrom terlihat sangat kaku dan formal, kadang suka memotong pembicaraan orang, berdiri terlalu dekat atau memandang lawan bicaranya terlalu lama.

Itu semua terjadi karena penderita sindrom asperger tidak memahami gerakan-gerakan atau ekspresi wajah lawan bicaranya dan sulit untuk bicara ke topik lain.
Penyakit kelainan sindrom asperger memang masih terasa asing didengar. Kelainan ini biasanya baru dapat didiagnossis pada saat usia anak antara 5 tahun sampai 9 tahun. Sindrom asperger seringkali sulit untuk didiagnosis dan diobati.
Sindrom asperger adalah kelainan saraf (neurobiological) dan merupakan bagian dari autism spectrum disorders. Disebut dengan istilah 'autism spectrum' karena mengacu gangguan perkembangan saraf termasuk autisme serta gangguan lain yang memiliki karakteristik serupa.

Gejala yang dialami oleh penderita sindrom asperger seringkali sulit dibedakan dengan masalah perilaku yang lain. Karaktersitik yang paling menonjol adalah memiliki interaksi sosial yang buruk, obsesi, pola bicara yang aneh serta perilaku aneh lainnya.

Tanda serta gejala lainnya adalah memiliki interaksi sosial yang sedikit, percakapan hampir selalu seputar diri sendiri daripada orang lain, sering mengulang-ulang pembicaraan, kurang menggunakan akal sehat, memiliki masalah dalam matematika atau keterampilan menulis, memiliki kemampuan kognitif (pemahaman) nonverbal di bawah rata-rata meskipun kemampuan verbal kognitifnya di atas rata-rata, canggung dalam melakukan gerakan serta berperilaku aneh.
Hal yang sangat penting adalah sindrom asperger mungkin tidak menunjukkan keterlambatan dalam perkembangan bahasa, namun memiliki masalah dalam penggunaan masalah di lingkungan sosial.

Sampai saat ini diperkirakan penyebabnya adalah faktor turunan dan pada beberapa kasus dihubungkan dengan kelainan mental seperti depresi dan bipolar disorder, serta ada kemungkinan faktor lingkungan juga mempengaruhi.

Untuk mendiagnosis sindrom asperger sangat sulit, karena biasanya memiliki beberapa aspek kehidupan yang sangat baik. Para ahli kesehatan mental menilai penting untuk melakukan intervensi awal. Intervensi ini melibatkan pelatihan pendidikan dan kemampuan sosial yang dilakukan saat otak anak masih berkembang. Selain itu cermat dalam melihat perilaku anak seperti kegiatan favorit atau kebiasaan yang tidak biasa.

Penanganan untuk sindrom asperger adalah dengan melakukan pelatihan kemampuan sosial, terapi bahasa, memilih intervensi pendidikan khusus untuk anaknya, pelatihan untuk kemampuan sensoriknya, meminta bantuan psikoterapi serta jika dibutuhkan menggunakan bantuan obat-obatan.

Dukungan besar dari orangtua serta lingkungan keluarga dan sekitarnya sangat membantu perkembangan penderita sindrom asperger. Meskipun mengalami kelainan tapi penserita sindrom asperger tetap bisa membanggakan atau berprestasi, karena biasanya memiliki kelebihan di bidang lain jika dibandingkan dengan orang yang normal.

Sumber : http://health.detik.com