Selasa, 01 Juni 2010

Ikhlas Dalam Kecewa

Ada sebbuah pertanyaan “Apa pertanyaan yang ditanyakan oleh hati dan pikiran itu sama, apa hati ini terus berjalan beriringan dengan pikiran kita?

Lalu aku menjawab :

Ya,tentu saja sama. Setiap hati kita mempertanyakan sesuatu, maka pikiran kita pasti ikut mencari jawaban dari pertanyaan itu. Hati dan pikiran akan selalu beriringan dan berkaitan. Hanya saja hati lebih mencari jawaban berdasarkan perasaan dan pikiran berdasarkan logika, keduanya tidak bisa berjalan sendiri-sendiri. Yang benar adalah keduanya harus dikombinasi supaya balance dan keputusan atau jawaban yang kita dapat juga terbaik. Tapi pada kenyataan kita hanya berpijak pada salah satu itu. Terlalu pakai perasaan dan kadang terlalu pakai logika, makanya kita cenderung bimbang.

Disaat manusia bimbang, mereka lebih sering tidak memperdulikan apa yang telah terjadi dan apa yang akan terjadi. Mereka hanya akan berjalan dengan egonya saja. Maka dari itu, hati dan pikiran harus bisa balance supaya apa yang kita mau bisa terprediksi dengan baik. Siapkan satu ruang di hati untuk segala kemungkinan yang akan terjadi (kita terima).

Terkadang jawaban (kenyataan) yang kita terima tidak sesuai dengan keinginan kita. Dan disaat itulah manusia akan merasa kecewa dengan keadaannya. Perlu mereka sadari bahwa manusia tidak akan pernah tahu apa yang terjadi nanti. Sering kali kenyataan tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan. Tapi sadarilah bahwa apa yang terjadi sama kita itu adalah “gift from God”. Dan itulah yang terbaik menurut Tuhan untuk kita. Walaupun bagi kita itu bukan yang terbaik untuk kita (karena tidak sesuai dengan harapan kita). Ikhlas dan berbesar hati itu kuncinya.
Pada akhirnya manusia sering mengeluhkan keadaan dirinya. Mereka lupa..

Apakah harus selalu mengeluh??

Apakah kita harus menyesalinya??

Apakah dengan kita melakukan itu, semuanya akan berubah sesuai keinginan kita??
Belum tentu bukan?? Kita pasti menyadari hal itu..

IKHLAS..

Ikhlas tidak perlu ditunjukkan dalam bentuk nyata. Cukup hati kita berkata “AKU IKHLAS” , tanpa kita sadari sikap kita pun akan menunjukkan hal yang sama. Manusiawi memang jika manusia kecewa, tapi apakah harus semua orang tahu kalau kita sedang kecewa??
Disaat hati kita merasa kecewa, jangan wujudkan dalam ucapan karena endingnyaakan terlihat juga dalam sikap kita. Tugas kita adalah bagaimana caranya kekecewaan itu, bisa kita jadikan sebagai spirit untuk kita bangkit dan tidak terpuruk terus menerus.

So, jauhkanlah kata-kata KECEWA dari pikiran kita. Tuhan selalu adil kepada seluruh umat-Nya, dan percayalah Tuhan tidak pernah bermaksud untuk membuat umat-Nya kecewa tapi itu justru dimaksudkan agar kita tetap kuat dalam menghadapi dan menjalani apa yang telah Tuhan takdirkan.

By : Kania Indaningrum

Tidak ada komentar:

Posting Komentar