PENGUSAHA TERJUN DARI LANTAI 27
Seorang wanita pengusaha tekstil di Manggadua diduga nekat menghabisi nyawanya dengan melompat dari lantai 27 salah satu Apartemen di bilangan Jakarta Pusat, Selasa (15/12) pukul 15.00. Pengusaha itu bernama Ls (34).
Tubuh Ls jatuh di tengah lapangan tennis yang terletak di atap lantai tujuh apartemen. Benturan keras dengan lantai lapangan tennis membuat bagian belakang kepala wanita berkulit putih mulus itu pecah serta kedua tangan dan kakinya patah.
Aksi bunuh diri di apartemen ini adalah bunuh diri kelima dari gedung tinggi di Jakarta dalam dua bulan terakhir. Sebelumnya peristiwa serupa terjadi di Grand Indonesia, Senayan City, Manggadua Square, dan Apartemen Gading River View City.
Kapolsektro Gambir, Kompol Yossy Runtukahu, menuturkan bahwa diduga Ls meloncat dari balkon kamar apartemennya di lantai 27. “Sebelum dia loncat, ada salah seorang penghuni apartemen yang mendengar dia berbincang melalui ponsel. Dari nada bicaranya dia sedang marah-marah,” ujarnya.
Pada saat yang hampir bersamaan dengan kematian Ls, Putra, pegawai di tempat usaha wanita asal Sambas itu, dalam perjalanan ke apartemen tersebut untuk menemui majikannya.
Menurut Putra, dia datang ke apartemen atas permintaan sang majikan sekitar setengah jam sebelumnya melalui telepon. “Dia memanggil saya, katanya mau curhat. Katanya di sini (Jakarta) nggak ada tempat lagi buat curhat selain saya,’ ujar Putra di lokasi kejadian.
Dikatakan Kompol Yossy, pihaknya memperoleh informasi bahwa Lindasari baru bercerai dengan suaminya dan diduga mengalami depresi berat. Karena itu, polisi berupaya mencari sang mantan suami, juga mencari anak pengusaha tersebut.
-Pendapat Ahli Mengenai Fenomena Bunuh Diri Terjun dari Ketinggian-
Psikolog Universitas Indonesia (UI) Suhati Kurniawati mengatakan, bunuh diri dengan terjun bebas dari ketinggian yang semakin marak merupakan contagious violence (kekerasan yang menular). Melihat beberapa kasus bunuh diri dari ketinggian di Jakarta dalam dua bulan terakhir, besar kemungkinan para pelakunya memilki latar belakang yang sama, yakni mengalami depresi berat ataupun putus asa.
Di sisi lain, kata Suhati media massa “menularkan dan memberi contoh cara bunuh diri. Media mengilhami orang-orang yang depresi berat dan putus asa untuk melakukan hal yang sama.” ujarnya.
Orang yang mendapat tekanan hidup luar biasa, hingga depresi berat dan putus asa cenderung melakukan kekerasan terhadap dirinya sendiri. Ide untuk bunuh diri dengan cara simpel dan mudah, timbul saat dia melihat di media ada orang yang melakukannya dengan terjun bebas dari ketinggian.
Di luar itu, banyak bangunan tinggi di Jakarta bisa jadi turut mengilhami orang-orang yang putus asa itu untuk meniru aksi-aksi bunuh diri dari ketinggian. Dari data yang dipeoleh menyebutkan, saat ini di Jakarta ada sekitar 1.100 gedung tinggi (gedung dengan 7 tingkat atau lebih).
Ide untuk mati sudah muncul pada seseorang yang sudah berkali-kali mengalami tekanan hidup yang luar biasa bahkan sampai menimbulkan rasa putus asa yang sangat dalam. “Fenomena di kota besar saat ini, semua orang harus bisa survive untuk bertahan hidup. Bagi sebagian orang, ini tekanan yanag luar biasa,” ujar Suhati.
Disisi lain, banyak orang yang tak sadar sudah berada dalam tingkat depresi yang dalam. Menurut Suhati, agar penderita depresi atau orang yang mengalami putus asa bisa terbebas dari depresinya, dia mesti dibantu orang-orang di sekitarnya. “Orang yang depresi perlu pendampingan serius,” katanya.
Suhati mengatakan orang-orang harus jeli dan peka untuk melihat apakah ada anggota keluarga atau sahabatnya yang mengalami depresi ataupun mengalami rasa putus asa yang dalam. ‘kalau sudah kelihatan depresi, ajak dia bicara atau Bantu memecahkan masalah yang membuat dia depresi dan putus asa,” katanya.
Selain itu, ajak orang yang depresi dan putus asa itu melakukan sesuatu yang berguna. Orang depresi dan putus asa akan merasa tak berguna. Bila dia diajak melakukan sesuatu yang berguna maka tingkat depresi akan turun. Suhati juga mengatakan bahwa olahraga merupakan hal yang penting karena dapat memunculkan hormone endhorpin, yakni hormone yang membuat perasaan nyaman. Kalau sudah nyaman maka putus asanya bisa hilang.
Sumber : Warta Kota, Rabu, 16 Desember 2009
Minggu, 27 Desember 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
terimakasih infonya, jangan lupa kunjungi web kami http://bit.ly/2U69MSB
BalasHapus